Cinta di Depan Mata
By : Qomar Al-Manaar
Malam
sudah begitu larut. Tak terasa sudah lebih dari dua jam aku duduk didepan teras
rumah, sambil membayangkan seseorang yang tak mungkin untuk datang ke rumahku.
Ya, dia adalah seorang gadis yang tak sengaja ku bertemu dengannya ketika di
toko buku. Saat ku hendak mengambil sebuah buku, tiba-tiba buku itu jatuh ke
lantai. Spontan, dia langsung mengambilkannya untukku. Setelah kejadian itu aku
langsung menghampiri dia dan mengucapkan terima kasih. Dia tersenyum padaku
tanpa kata-kata. Seorang gadis yang tak kuketahui nama atau tempat tinggalnya. Hanya
wajahnya saja yang kuketahui. Matanya berwarna coklat dengan pipi lesung yang
indah. Tahi lalat diatas mulutnya menambah manis saat ia tersenyum. Rambutnya dibalut
dengan kerudung berwarna jingga, menambah elok rona wajahnya. Dia adalah sosok
wanita yang belum pernah ku jumpai selama ini.
Suara
adzan subuh membangunkan ku dari indahnya bunga tidur. Ku ucapkan syukur kepada
Allah SWT yang masih mengkaruniaku kesempatan hidup. Kesempatan yang diberikan
itu tidak akan ku gunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Kesempatan itu ku
gunakan untuk beribadah kepada-Nya, berbuat baik kepada seluruh umat manusia,
serta seluruh makhluk di alam semesta. Sholawat kepada Nabi Muhammad Saw.
senantiasa kupanjatkan dalam setiap doaku dan ku berharap kelak di akhirat
nanti datang syafaat Nabi Muhammad Saw. untuk menolong diriku ini yang penuh
dengan dosa menuju kasih saying sang Ilahi.
Setelah
melaksankan sholat subuh, langsung ku bergegas untuk pulang karena pagi ini
pukul enam akan ada acara penyambutan mahasiswa baru di kampus. Pukul 05.45 aku
berangkat dari rumah dengan mengendarai motor bututku. Perjalanan dari rumah
memerlukan waktu sekitar 10 menit sampai kampus. Dalam perjalanan, kulihat
banyak mahasiswa baru yang rambutnya plontos dengan memakai seragam putih
hitam. Aku terkejut ketika kulihat sosok gadis yang sama persis seperti gadis
yang kutemui kemarin di toko buku. Hatiku sangat bahagia, melihat seorang yang
didamba telah tiba di depan mataku.
Upacara
pembukaan dimulai pukul 06.30. Aku menjadi petugas pembaca doa. Upacara
berlangsung dengan khidmat. Ketika upacara sampai di acara pembacaan doa, aku
membacakan doa dengan penuh kekhusyukan hingga tak terasa semua peserta upacara
meneteskan air mata. Entah kenapa hari ini aku bisa membacakan doa hingga
membuat mereka menangis, mungkin ini didorong oleh kesadaran diri akan kasih
sayang Sang Kuasa. Upacara berakhir pukul 08.00.
Kriiing-kriiing
tanda bel istirahat berbunyi. Istirahat kali ini aku tidak ke kantin, melainkan
ke perpustakaan untuk membaca sebuah novel. Setengah jam ku membaca novel, bel
masuk berbunyi. Keberuntungan datang secara tiba-tiba. Ternyata, Pak Amin dosen
Fisika Terapan hari ini berhalangan hadir, hanya memberikan tugas sedikit.
Dengan kesempatan tersebut, langsung kukerjakan tugas itu dengan penuh semangat.
Sisa waktu pelajaran tinggal 45 menit, daripada waktu itu digunakan untuk
main-main, aku berpikir untuk membuat sebuah puisi yang menggambarkan tentang
semua perasaanku saat ini.
Selembar
kertas dan pulpen kuambil dari tasku, lalu aku keluar kelas menuju
perpustakaan. Di perpustakaan, suasana sangat damai dan cocok untuk menulis
puisi tentang cinta. Memang masa remaja adalah masa dimana seseorang jatuh
cinta kepada lawan jenisnya, kalau tidak jatuh cinta itu baru namanya tidak
normal.
Cinta Berujung Penderitaan
Mentari pagi mulai menampak diri
Udara pagi yang terasa sejuk
Membangunkan siapa saja yang
terlelap dalam bunga tidur
Aku mulai merasakan apa itu artinya
jatuh cinta
Rasa cinta yang begitu indah
karunia Sang Maha Pencipta
Membuat semua orang ceria dan
bahagia
Pagi berganti siang, siang berganti
malam
Perasaan tentang cinta tidaklah
sepenuhnya tentang kebahagiaan
Adakalanya cinta berubah menjadi
derita
Derita cinta yang membuat semua
orang sengsara
Puisi itu kutulis berdasarkan
pengalaman cinta yang barusan ku dapatkan. Cinta awalnya bahagia tapi
kebanyakan dari cinta akhirnya berujung penderitaan. Karena kebanyakan remaja
itu hanya cinta monyet, yang senang berganti-ganti pasangan dan berujung pada
kegalauan. Tapi ada satu cinta yang tidak akan berujung pada penderitaan, yaitu
cinta kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Semarang,
21 Agustus 2016