WANITA
BERKERUDUNG JINGGA
By: Sa’ad Al-Malik
Terdengar
suara adzan subuh berkumandang,membangunkanku kala aku tertidur pulas yang
dibayangi oleh mimpi-mimpi indah. Terasa enggan aku bangun untuk melaksanakan
kewajibanku sebagai seorang muslim,tapi entah kenapa dengan sendirinya aku bisa
terbangun untuk sholat subuh. Udara pagi yang tidak terlalu dingin mengantarkan
langkahku ke Masjid Al-Manar,masjid yang dekat dengan tempat tinggal ku. Aku
berjalan menyusuri setiap gang untuk bisa sampai ke Masjid Al-Manar.Banyak hari
ini jamaah sholat subuh yang biasanya hanya 7-8 orang dan sekarang sampai 30-an
orang Alhamdulillah.
Kewajibanku
telah aku laksanakan dengan penuh rasa ikhlas kepada sang Maha Pencipta,kini
giliranku untuk menunaikan kewajibanku yang lain yaitu kuliah. Kuliah menuntut
ilmu pengetahuan demi sebuah tujuan untuk menjadi seorang yang bisa sukses di
dunia dan akhirat. Aku merupakan mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi
negeri di daerah Semarang ibukota provinsi Jawa Tengah. Menjadi mahasiswa baru
merupakan suatu hal yang menurutku tidaklah terlalu sulit, sesulit apa yang
dipikirkan oleh banyak mahasiswa baru lainnya, yang perlu di ingat saja jika
menjadi mahasiswa baru kita harus punya prinsip seperti filosofi tokai,ikut
arusnya saja go the flow.
Waktu
menunjukan pukul 08.45 pagi,aku bergegas memacu motor bututku menuju kampus
yang jaraknya kurang lebih 3 km dari tempat tinggalku. Kegiatan TM atau Temu
Mahasiswa merupakan kegiatan pertamaku di bangku perkuliahan.Awal bertemu
mahasiswa baru aku langsung terpana melihat banyak wanita cantik yang ada di
sekelilingku,tapi aku sadar,aku hanyalah manusia biasa yang banyak kekurangan
dan yang paling penting aku bukan dari keluarga kaya.Kulihat banyak mahasiswa
baru yang datang diantar dengan mobil sedangkan aku hanya mengendarai motor
butut tahun 1986 yang dibelikan oleh ayahku dengan harga 2 juta.
Berjalan
menuju kantin untuk TM yang aku bayangkan adalah bertemu mahasiswa baru yang
datang dari segala penjuru dengan membawa sejuta pengalaman untuk dibagikan
kepada semua mahasiswa baru lainnya. Sesosok mahasiswi baru yang memakai
kerudung jingga yang duduk di pojok depanku,membuat hatiku terasa sejuk
bagaikan tanah yang gersang lalu dengan tiba-tiba disirami oleh hujan yang
sangat deras sehingga tanah yang gersang itu kembali hijau dan menunjukan
keindahannya kembali. Di dalam lubuk hati yang paling dalam aku menangis
bahagia melihat seorang wanita cantik yang sama persis seperti wanita dalam
mimpiku tadi. Aku bertanya pada diriku sendiri siapakah gerangan wanita itu
yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna dan indah.
Kukeluarkan
selembar kertas dan kutulis namaku serta tujuanku untuk berkanalan
dengannya,lalu kertas itu aku lemparkan kepada mahasiswi cantik berkerudung
jingga,kertas itu jatuh mengenai bahu kirinya dengan spontan dia menengok
kertas itu dan melihat sekelilingnya untuk mengetahui siapa yang melempar
kertas itu dan kemudian dia mengambil selembar kertas itu lalu membacanya
dengan suara yang pelan.
Assalamualaikum
ukhti,
Dengan
bahasa sederhana bolehkah kutahu namamu? Pastilah namamu itu seindah wajahmu
itu.Kutunggu balasan surat darimu di masjid Daruul Hikmah setelah sholat ashar.
Salam
kenal
Sa’ad
Al-Malik
Kulihat
dia membaca surat itu dengan penuh rasa acuh,setelah membaca surat itu lalu
kertas itu dibuangnya ke tempat sampah, melihat kejadian itu membuat hatiku
kembali gersang harapan untuk mempunyai tambatan hati kembali pupus,dengan
penuh rasa ikhlas aku menerima kejadian itu dan berharap nanti setelah sholat ashar
dia mau membalasnya.
Mars
totalitas perjuangan menjadi lagu penutup untuk mengakhiri acara TM tersebut.
Aku berjalan keluar menuju Masjid Daarul Hikmah dengan perasaan
cemas,bingung,dan sedih. Aku berharap mahasiswi berkerudung itu mau membalas
suratku.Adzan sholat Ashar berkumandang,segera ku percepat langkah kaki untuk
bisa sampai di Masjid Daarul Hikmah. Dan tak kulihat mahasiswi berkerudung
jingga itu,kuharap dia nanti setelah sholat ashar akan membalas suratku dan
ditaruh ditempat penitipan tas dan sepatu. Sholat ashar telah kutunaikan dengan
penuh rasa ikhlas dan bersyukur kepada Allah, aku tidak langsung menuju tempat
penitipan tas dan sepatu,alangkah baiknya aku mengaji 1 juz untuk mennguatkan
hatiku yang sedang rapuh digerogoti oleh rayap-rayap cinta.
Kriiing-kriiing,hp
ku bordering menandakan waktu sudah pukul 16.30,sekarang adalah waktuku untuk
pulang dan mengambil balasan surat dari mahasiswi baru berkerudung jingga.Ya
Allah kuatkanlah hambamu ini untuk menerima semua takdirmu. Ketika sudah sampai
di penitipan kucari surat itu dan ternyata hasilnya nihil, dia sama sekali
tidak merespon surat dariku. Dengan kejadian ini aku belajar bahwa perkenalan
hendaknya dilaksanakan secara langsung bukan dengan cara mengirim surat.
Mungkin dia tidak membalas suratku karena dia berpikir aku laki-laki yang tidak
Gentleman pikirku.
Dengan rasa sedih aku
pulang mengendarai motor bututku,sesampainya di rumah aku langsung menulis
sebuah puisi untuk mengungkapkan isi hatiku pada mahasiswi berkerudung jingga
itu
Teruntuk Wanita Berkerudung Jingga
Air
di sungai mengalir dengan deras
Membawa
jutaan harapan kehidupan
Dari
sang pencipta kepada manusia
Apalah
arti cinta?
Bila
cinta tidak bisa mengalir
Mengalir
menuju tujuannya
Wanita
berkerudung jingga
Sudikah
engkau ?
Menerima
aliran cintaku yang sangat deras
Untuk
bermuara menuju ketenangan hatimu
Sa’ad
Al-Malik
Semarang, 20 Agustus 2016
Wadoo mas yg sabar ya, sekolah dulu aja mas yg bener. Kayaknya saya tau mbaknya yg pake kerudung jingga wkwk. Btw kalo habis titik atau koma dikasih spasi dulu ya biar enak dilihat :)
BalasHapusWadoo mas yg sabar ya, sekolah dulu aja mas yg bener. Kayaknya saya tau mbaknya yg pake kerudung jingga wkwk. Btw kalo habis titik atau koma dikasih spasi dulu ya biar enak dilihat :)
BalasHapussubhanallah
BalasHapusTerima kasih atas komentarnya, cerpen ini saya buat hanya dengan waktu 25 menit dan tidak saya edit dengan detail,
BalasHapus