Rindu
yang membelenggu
By:
andigrow
Aku
rindu hujan di malam hari, membawa semangat di pagi hari. Membuat hati menjadi
bahagia kembali. Aku rindu masa-masa dimana aku berlari mengejar hujan, tertawa
dalam gerimis serta merasakan kehangatan malam yang dingin.
“Berhentilah menangisi
keadaan”
Melalui
kamarku yang sempit dan mewangi, aku merasa dipersiapkan alam untuk mencintai
kesendirian, menapaki jalan jalan kesunyian. Kesunyian yang membuat hidup
menjadi lebih tersukan. Kesendirian tanpa adanya teman. Hanya bisa mendaki
bukit-bukit ketenangan melalui jalan kesunyian.
Gusar
yang kurasakan tak akan mengubah semua kejadian itu. Kejadian yang harus
kualami yang membuat hati luka hingga saat ini. Sahabat yang selalu menemani
kini hanya tersisa didalam hati sanubari ini. Semua canda, tawa, tangis,
bahagia kini tinggal kenangan yang manis yang terpatri dalam hati. Tak bisa
diubah oleh siapapun. Terkutuklah kau yang menyebabkan penderitaan ini terjadi.
Semua makhluk alam semesta membenci mu. Matilah engkau bersama makhluk-makhluk
yang terkutuk.
Dunia
ini adalah hina bagimu. Neraka adalah tempat yang pantas untuk mu. Api neraka
akan menghanguskan tubuhmu. Lehermu akan di gergaji sampai putus. Matamu akan
di tusuk dengan besi yang panas, Lidah mu akan di potong dengan pisau api.
Serta kemaluanmu akan dimasukkan kedalam air panas yang mendidih. Kau merasakan
semua kesakitan itu. Kau tak bisa berbuat apa-apa.
Dengan
segala dosa mu itu, kau disiksa. Semua perbuatanmu harus di
pertanggungjawabkan. Tak satupun dosamu tak dihitung. Tak ada yang menolong.
Kayu, batu, serta pohon yang kau sembah tak akan menolongmu. Mereka juga akan
disiksa sepertimu. Maka janganlah kau mendelik dari kebenaran. Kebenaran yang
akan menyelamatkanmu dari siksa api neraka. Kembali lah ke jalan yang lurus.
Maka niscaya engkau akan selamat dari siksa api neraka. siksa yang terkutuk
bersama orang-orang terkutuk.
Semarang,
01 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar