Pertemuan yang tak terduga
By; andigrow
Pagi
hari ku terbangunkan oleh jam alarm. Membangunkanku dari indahnya bunga tidur.
Dari jendela kamar, kulihat lukisan indah dari Sang Pencipta. Aku sangat
bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan hidup untukku. Setiap kali
kuterbangun, kata yang pertama kali ku ucap ialah syukur. Tanpa rasa syukur
hidup ini tak akan makmur. Kulangkahkan kaki ini menuju surau untuk
melaksanakan kewajibanku. Walau berat kaki ini melangkah ke surau, tapi itu
harus tetap kulakukan. Setiap kali tubuh ini melangkah. Terbesit di dalam hati
perasaan rindu kepada dia yang selalu kupuja. Rasa rindu kepadanya selalu
mencambuk seluruh jiwa ini . Tak kuat rasanya jiwa ini menahan perasaan rindu.
Di dalam setiap doaku. Aku memanjatkan doa kerinduan untuk dia yang kupuja.
Apakah
makna hidup ini tanpa adanya rasa cinta?
Cinta menghiasi seluruh dunia. Membuat dunia semakin indah. Seluruh umat manusia
bahagia dengan cinta. Termasuk aku. Salah satu orang yang sedang bahagia.
Mungkin ini bukan pertama kalinya aku merasakan indahnya cinta. Ini hanya
perasaan cinta. Setiap orang berhak jatuh cinta kepada siapapun. Hanya jatuh
cinta. Bukan perasaan yang diungkapkan kepada seseorang, kemudian menjadi
sepasang kekasih. Aku pun tak pernah mengungkapkan perasaan ini kepada wanita
yang kusukai. Perasaan itu hanya ku ungkapkan dalam setiap bait puisi. Setiap
bait puisi yang mengandung banyak arti cinta dalam kehidupanku. Dengan membuat puisi, hati dan jiwa ini
menjadi lebih tenang. Tanpa kusadari kini telah ada seseorang yang menyusup ke
dalam lembah hati ini. Dia merajut kasih dengan benang-benang cinta. Melebur
cintaku dengannya. Membuat hati ini gembira, dengan sejuta cinta rajutan dari
si dia.
Dua
tahun yang lalu, pertama kalinya aku menjumpai wanita istimewa. Dia lah yang
telah merajut benang-benang cinta dalam hatiku . Waktu itu aku masih menjadi
mahasiswa baru. Kulihat wajah orang-orang dari berbagai daerah yang semangat
untuk menimba ilmu sebanyak mungkin. Peristiwa yang paling ku ingat ketika
ospek ialah beretemu seorang wanita yang tak kuduga. Disaat aku disuruh maju
kedepan dan kemudian kakak tingkat menyuruhku untuk mencari seorang untuk
dibawa kedepan. Langsung saja aku menuju ke segerombolan wanita. Dengan cepat
seluruh wanita berhamburan menghindari dari kejaranku. Tapi anehnya, ada satu
wanita yang tak lari dari kejaranku. Kemudian kutarik dia untuk maju kedepan.
Setelah sampai didepan, kakak tingkat menyuruhku untuk mencium pipinya. Ini
memang hal tak masuk akal dan mungkin bisa disebut ospek paling gila. Melebihi
ospek-ospek Tentara atau polisi. Tanpa berpikir panjang aku mencium pipinya dan
setelah itu langsung aku berlari menuju halaman belakang kampus untuk sembunyi
hingga acara ospek hari itu selesai. Sungguh kejadian yang memalukan
Keesokan
harinya,kejadian itu menjadi buah bibir diseluruh kalangan mahasiswa baru. Ada
yang bilang kalau aku beruntung , cari kesempatan dan masih banyak lagi. Semua
pembincaraan itu tak kuhiraukan sedikitpun. Setelah selesai kuliah. Aku
langsung menuju ke taman belakang kampus untuk menikmati indahnya senja dikala
hati sedang bahagia. Tak kuduga wanita yang kemarin aku cium juga berada di
taman kampus. Langsung saja kuhampiri dia dan meminta maaf atas kesalahanku.
Dia pun memberikan respon yang tak kuduga. Ternyata dia tak sedikitpun marah kepadaku. Belum sempat
kuberkenalan dengan dirinya. Karena setelah ku ucapkan kata maaf kepadanya dia
langsung pergi meninggalkanku. Entah kenapa hati ini mulai merasakan cinta
setelah bertemu dia. Walau ku tak tau namanya, tapi wajahnya akan selalu
kuingat.
Waktu terus berlalu. Hingga saat ini
aku kuliah menginjak semester delapan. Tak kujumpai wanita yang telah
menolongku itu. Banyak wanita yang mencoba mengisi hati ini. Tapi tak dapat
kuingkari, hanya dialah wanita yang mampu mengisi relung hati ini. Sudah kucoba
untuk melupakannya. Tapi hati berkata lain. Hati ini memaksa untuk tetap
mencinta nya, walau dia entah pergi kemana. Aku terus berikhtiar untuk bisa
berjumpa dengannya walau hanya untuk sesaat. Ingin ku ungkapakan seluruh
perasaan ini kepadanya. Semua kertas-kertas ku tak mampu lagi menampung seluruh
perasaan ini. Semua puisi itu telah ku buang, ku bakar dan ku jualkan. Dan
berharap perasaan itu telah hilang.
Perasaan
sabar kini mulai hilang dari jiwa ini. Aku mulai berputus asa. Makan dan minum
pun tak selera dan hingga akhirnya aku berniat untuk mengakhiri hidup ini.
Sebelum mengakhiri hidup ini. Kutuliskan sebuah puisi untuk terkahir kalinya.
CINTA YANG HILANG
Cinta engkau dimana?
Sudah kucari hingga ke pelosok
Jakarta
Tak kunjung jua ku menemukannya
Lelah hati ini mencarimu
Tak kunjung jua ku menemukannya
Apa salahku hingga kau pergi
meninggalkanku?
Belum sempat hati ini bicara
kepadamu
Engkau pergi dengan seribu teka
teki
Yang tak mungkin bisa kumenekanya
Kini, aku pun ingin pergi
Pergi ke tempat yang tenang
Tenang tanpa adanya rasa cinta
Itulah tempat favoritku
Yaitu Kematian.
Setelah
kubuat puisi itu. Langsung aku mengambil pisau dalam ranselku dan kutancapkan
pisau itu dalam perutku. Kulihat darah mulai mengalir dalam perutku. Kini ku
merasakan seperti ada yang menarik jiwa ini dari ujung kaki menuju ujung
kepala. Darah yang mengalir semakin banyak dan pisau itu sudah menembus hati
ini. Rasa sakit sudah tak kurasakan. Hingga akhirnya aku terbang diatas tubuh
ku. Kulihat banyak darah yang melumuri tubuh dan sebuah pisau yang menancap di
perutku. Dengan perasaan cinta aku mengakhiri hidupku. Hidup yang selalu
dihiasi perasaan cinta yang membuat jiwa merana.
Semarang, !6 September 2016