Sabtu, 20 Agustus 2016

Wanita Berkerudung jingga



WANITA BERKERUDUNG JINGGA
By: Sa’ad Al-Malik

Terdengar suara adzan subuh berkumandang,membangunkanku kala aku tertidur pulas yang dibayangi oleh mimpi-mimpi indah. Terasa enggan aku bangun untuk melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim,tapi entah kenapa dengan sendirinya aku bisa terbangun untuk sholat subuh. Udara pagi yang tidak terlalu dingin mengantarkan langkahku ke Masjid Al-Manar,masjid yang dekat dengan tempat tinggal ku. Aku berjalan menyusuri setiap gang untuk bisa sampai ke Masjid Al-Manar.Banyak hari ini jamaah sholat subuh yang biasanya hanya 7-8 orang dan sekarang sampai 30-an orang Alhamdulillah.
Kewajibanku telah aku laksanakan dengan penuh rasa ikhlas kepada sang Maha Pencipta,kini giliranku untuk menunaikan kewajibanku yang lain yaitu kuliah. Kuliah menuntut ilmu pengetahuan demi sebuah tujuan untuk menjadi seorang yang bisa sukses di dunia dan akhirat. Aku merupakan mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri di daerah Semarang ibukota provinsi Jawa Tengah. Menjadi mahasiswa baru merupakan suatu hal yang menurutku tidaklah terlalu sulit, sesulit apa yang dipikirkan oleh banyak mahasiswa baru lainnya, yang perlu di ingat saja jika menjadi mahasiswa baru kita harus punya prinsip seperti filosofi tokai,ikut arusnya saja go the flow.
Waktu menunjukan pukul 08.45 pagi,aku bergegas memacu motor bututku menuju kampus yang jaraknya kurang lebih 3 km dari tempat tinggalku. Kegiatan TM atau Temu Mahasiswa merupakan kegiatan pertamaku di bangku perkuliahan.Awal bertemu mahasiswa baru aku langsung terpana melihat banyak wanita cantik yang ada di sekelilingku,tapi aku sadar,aku hanyalah manusia biasa yang banyak kekurangan dan yang paling penting aku bukan dari keluarga kaya.Kulihat banyak mahasiswa baru yang datang diantar dengan mobil sedangkan aku hanya mengendarai motor butut tahun 1986 yang dibelikan oleh ayahku dengan harga 2 juta.
Berjalan menuju kantin untuk TM yang aku bayangkan adalah bertemu mahasiswa baru yang datang dari segala penjuru dengan membawa sejuta pengalaman untuk dibagikan kepada semua mahasiswa baru lainnya. Sesosok mahasiswi baru yang memakai kerudung jingga yang duduk di pojok depanku,membuat hatiku terasa sejuk bagaikan tanah yang gersang lalu dengan tiba-tiba disirami oleh hujan yang sangat deras sehingga tanah yang gersang itu kembali hijau dan menunjukan keindahannya kembali. Di dalam lubuk hati yang paling dalam aku menangis bahagia melihat seorang wanita cantik yang sama persis seperti wanita dalam mimpiku tadi. Aku bertanya pada diriku sendiri siapakah gerangan wanita itu yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna dan indah.
Kukeluarkan selembar kertas dan kutulis namaku serta tujuanku untuk berkanalan dengannya,lalu kertas itu aku lemparkan kepada mahasiswi cantik berkerudung jingga,kertas itu jatuh mengenai bahu kirinya dengan spontan dia menengok kertas itu dan melihat sekelilingnya untuk mengetahui siapa yang melempar kertas itu dan kemudian dia mengambil selembar kertas itu lalu membacanya dengan suara yang pelan.
                       


Assalamualaikum ukhti,
Dengan bahasa sederhana bolehkah kutahu namamu? Pastilah namamu itu seindah wajahmu itu.Kutunggu balasan surat darimu di masjid Daruul Hikmah setelah sholat ashar.
                                                                                                            Salam kenal
                                                                                                            Sa’ad Al-Malik
Kulihat dia membaca surat itu dengan penuh rasa acuh,setelah membaca surat itu lalu kertas itu dibuangnya ke tempat sampah, melihat kejadian itu membuat hatiku kembali gersang harapan untuk mempunyai tambatan hati kembali pupus,dengan penuh rasa ikhlas aku menerima kejadian itu dan berharap nanti setelah sholat ashar dia mau membalasnya.
Mars totalitas perjuangan menjadi lagu penutup untuk mengakhiri acara TM tersebut. Aku berjalan keluar menuju Masjid Daarul Hikmah dengan perasaan cemas,bingung,dan sedih. Aku berharap mahasiswi berkerudung itu mau membalas suratku.Adzan sholat Ashar berkumandang,segera ku percepat langkah kaki untuk bisa sampai di Masjid Daarul Hikmah. Dan tak kulihat mahasiswi berkerudung jingga itu,kuharap dia nanti setelah sholat ashar akan membalas suratku dan ditaruh ditempat penitipan tas dan sepatu. Sholat ashar telah kutunaikan dengan penuh rasa ikhlas dan bersyukur kepada Allah, aku tidak langsung menuju tempat penitipan tas dan sepatu,alangkah baiknya aku mengaji 1 juz untuk mennguatkan hatiku yang sedang rapuh digerogoti oleh rayap-rayap cinta.
Kriiing-kriiing,hp ku bordering menandakan waktu sudah pukul 16.30,sekarang adalah waktuku untuk pulang dan mengambil balasan surat dari mahasiswi baru berkerudung jingga.Ya Allah kuatkanlah hambamu ini untuk menerima semua takdirmu. Ketika sudah sampai di penitipan kucari surat itu dan ternyata hasilnya nihil, dia sama sekali tidak merespon surat dariku. Dengan kejadian ini aku belajar bahwa perkenalan hendaknya dilaksanakan secara langsung bukan dengan cara mengirim surat. Mungkin dia tidak membalas suratku karena dia berpikir aku laki-laki yang tidak Gentleman pikirku.
Dengan rasa sedih aku pulang mengendarai motor bututku,sesampainya di rumah aku langsung menulis sebuah puisi untuk mengungkapkan isi hatiku pada mahasiswi berkerudung jingga itu
                                                Teruntuk Wanita Berkerudung Jingga
Air di sungai mengalir dengan deras 
Membawa jutaan harapan kehidupan
Dari sang pencipta kepada manusia
Apalah arti cinta?
Bila cinta tidak bisa mengalir
Mengalir menuju tujuannya
Wanita berkerudung jingga
Sudikah engkau ?
Menerima aliran cintaku yang sangat deras
Untuk bermuara menuju ketenangan hatimu
                                                                                                            Sa’ad Al-Malik
                                                                                                Semarang, 20 Agustus 2016

4 komentar:

  1. Wadoo mas yg sabar ya, sekolah dulu aja mas yg bener. Kayaknya saya tau mbaknya yg pake kerudung jingga wkwk. Btw kalo habis titik atau koma dikasih spasi dulu ya biar enak dilihat :)

    BalasHapus
  2. Wadoo mas yg sabar ya, sekolah dulu aja mas yg bener. Kayaknya saya tau mbaknya yg pake kerudung jingga wkwk. Btw kalo habis titik atau koma dikasih spasi dulu ya biar enak dilihat :)

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas komentarnya, cerpen ini saya buat hanya dengan waktu 25 menit dan tidak saya edit dengan detail,

    BalasHapus